Uga Jasinga

"Dina hiji mangsa bakal ngadeg gedong hejo anu bahanna aya di leuwi curug, leuwi sangiang jeung nu sawarehna aya di girang. Ciri ngadegna gedong hejo lamun tilu iwung geus nangtung nu engke katelahna awi tangtu. Didinya bakal ngadeg gedong hejo di tonggoheun leuwi sangiang" * TiKokolot Jasinga*.

BATU LAWANG

LAWANG TAJI

Lawang taji merupakan salah satu tempat yang penting bagi para petarung sabung ayam, kerena di kampung tersebut terdapat sebuah batu yang dipercaya akan mendatangkan kekuatan bagi ayam petarungnya. 

Batu tersebut berlokasi di sebuah kebun warga yang letaknya dikelilingi sawah dan dekat dengan sungai cidurian, tidak jauh dari pemukiman warga. Bentangan alam persawahan dan perbukitan yang subur menjadikan areal ini sebagai aktifitas sehari-hari pertanian warga.


Jalan menuju Batu Lawang kurang lebih 700 meter dari jalan raya Jasinga, melewati jalan perkampungan dan setelah itu melintasi pematang sawah. Setelah itu kita akan sampai pada sebuah lereng bukit dan di situlah letak Batu Lawang berada. Adapun batu itu berukuran dengan tinggi kurang lebih 1,5 meter berbentuk oval. 

Menurut salah satu sepuh setempat yang bernama Abah Arsid (75), dahulu di bawah batu itu keluar mata air yang mengalir kearah pohon bambu tamiang yang berada di bawahnya. 

Disitulah dijadikan tempat memandikan ayam jantan yang dipercaya akan membawa kekuatan dalam arena sabung ayam dengan mengasah paruh dan taji ayam jantan pada bambu tamiang tersebut. 

Sampai saat ini kepercayaan seperi itu masih diyakini bahkan banyak orang datang dari berbagai tempat untuk melakukan ritual ini. Menurut kesaksian warga banyak orang-orang datang dari Bandung dan Jakarta yang sengaja memandikan ayam petarungnya untuk diadukan dalam arena sabung ayam. 

Abah Arsid sebagai kuncen batu lawang ini juga menceritakan bahwa pada tahun 1942 ditemukan sebuah kantong kain berisi beberapa pistol,peluru,dan sejumlah batu akik.



Kalakay Jasinga, 
Agustus 2008 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar