CERITA RAKYAT JASINGA
Gunung Krakatau terletak di Selat Sunda diantara pulau besar Indonesia, yaitu pulau Sumatra dan Pulau Jawa, keberadaan Gunung Krakatau seolah tak terpisahkan dengan kisah legenda dan peristiwa letusannya yang besar dan tidak luput juga menjadi perhatian para ilmuan dunia untuk menelitinya.
Dari seorang nara sumber yang bernama Ki Soleh, yang pernah membaca buku Akuwu Desa Jasinga (buku itu sekarang sudah tiada karena dimakan oleh rayap), dikisahkan bahwa Pangeran Purbaya (Putra sultan Ageng Tirtayasa), yang menjelma menjadi seekor singa adu tanding dengan patih kerajaan Sriwijaya (Palembang, Sumatra) yang menjelma menjadi seekor gajah putih.
Pertarungan ini pada masa itu konon katanya adalah pertarungan yang paling hebat dan tidak ada yang mengetahui penyebabnya. Pertarungan itu berlangsung selama 40 hari 40 malam. Adapun pertarungan itu bertempat di Dukuh Kadu Picung yang sekarang dinamakan Kadu Bungbang (dinamakan demikian karena ketika dua orang itu berkelahi menyebabkan pohon-pohon di sekitarnya menjadi rusak dan runtuh). Selama bertanding tidak ada yang terluka maupun mengalami kekalahan.
Keduanya semaksimal mungkin mengerahkan kemampuan ilmu mereka untuk mendapatkan kemenangan. Namun apalah daya diantara mereka tidak ada yang kalah mau pun yang menang. Dikarenakan waktu yang begitu lama akhirnya Gajah Putih kehabisan tenaga dan kelelahan begitupun juga dengan Pangeran Purbaya.
Setelah mengetahui bahwa lawan tandingnya sudah kelelahan akhirnya pertarungan itupun sepakat untuk dihentikan. Pangeran Purbaya memutuskan berkelana kearah timur, ia sangat kecewa karena tidak dapat memenangkan pertarungan dengan patih kerajaan sriwijaya tersebut.
Di perjalanan lalu ia singgah di daerah yang bernama Buaran (Pagutan, Jasinga) karena ia merasa kelelahan ia pun beristirahat di samping sebuah rumah panggung. Konon katanya rumah ini disebut "Imah Jangkung" Hingga akhirnya Pangeran Purbaya menetap di daerah Imah Jangkung tersebut dan berbaur di masyarakat.
Berbeda dengan nasib Sang Patih Gajah Putih ketika kembali pulang ke Sumatra ditengah perjalanan melintas Selat Sunda ia sangat kelelahan dan ia pun tenggelam.
Seketika itu pula di tempat tenggelamnya Gajah Putih tersebut muncullah sebuah gunung yang besar yaitu Gunung Krakatau. Kemunculannya konon menyebabkan air laut menjadi bergemuruh.
Hingga akhirnya mitos Gunung Krakatau itu ada dikarenakan meninggalnya sang Patih Gajah Putih yang tenggelam.
Seketika itu pula di tempat tenggelamnya Gajah Putih tersebut muncullah sebuah gunung yang besar yaitu Gunung Krakatau. Kemunculannya konon menyebabkan air laut menjadi bergemuruh.
Hingga akhirnya mitos Gunung Krakatau itu ada dikarenakan meninggalnya sang Patih Gajah Putih yang tenggelam.
Sumber gambar : Wikipedia
Oleh Kalakay Jasinga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar