Uga Jasinga

"Dina hiji mangsa bakal ngadeg gedong hejo anu bahanna aya di leuwi curug, leuwi sangiang jeung nu sawarehna aya di girang. Ciri ngadegna gedong hejo lamun tilu iwung geus nangtung nu engke katelahna awi tangtu. Didinya bakal ngadeg gedong hejo di tonggoheun leuwi sangiang" * TiKokolot Jasinga*.

SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA ORGANISASI MUHAMMADIYAH JASINGA





SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA MUHAMMADIYAH JASINGA

Muhammadiyah datang ke Jasinga pertama kali pada tanggal 1 Januari 1925 
oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah Jakarta (Betavia).
Menurut cerita yang diterima dari tokoh - tokoh masyarakat pada waktu 
diadakannya pengajian di rumah Bapak Kyai Haji Ahyad, timbulah gagasan untuk 
mendirikan sekolah agar anak yang tidak di pesantrenkan, disekolahkan. Sebab 
orang tua yang ekonominya kuat untuk mempelajari ilmu agama, mengirimkan 
anaknya kepesantren di luar jasinga.
Pada waktu itu seorang guru yang bernama Suta Laksana yang mengajar. 
beliau sering berlangganan surat kabar Bintang Timur. Di dalam surat kabar 
tersebut beliau membaca bahwa di Yogyakarta ada organisasi Muhammadiyah.
Rupanya tertarik dengan organisasi ini terutama dalam gerakannya, akhirnya beliau 
mengadakan musyawarah dengan tokoh-tokoh masyarakat dalam keputusan 
masyrakat, beliau di utus ke Jakarta (Batavia) untuk menghubungi muhammadiyah 
cabang Jakarta, agar di Jasinga didirikan organisasi Muhammadiyah pada tahun 
1936.
Dengan adanya hubungan ini, dari muhammadiyah Jakarta datang ke 
Jasinga. Ketua Muhammadiyah cabang Jakarta yang bernama Karta Sudarmo untuk 
meninjau dan melihat dari dekat keadaan daerah Jasinga.
Setelah itu sering datang pula Mubaligh dari Jakarta diantaranya Bapak 
Kyai Haji Hidayattuloh, sebagai sekretaris Muhammadiyah Cabang Jakarta, yang 
mengajarkan tentang organisasi Muhammadiyah
Akhirnya setelah mengetahui tentang cara berorganisasi dan lain-
lainnya, maka didirikannya organisasi Muhammadiyah di Jasinga. Pada waktu itu 
pengurus-nya yaitu ;
- Ketua : Bapak H Gafar.
- Sekertaris : Bapak Suta Laksana
- Bendahara : Bapak Burhanudin.
- Bag. Pengajaran : Bapak. Haji Abdurohman
- Bag. Tabligh : Bapak H. Husni
Komisaris-komisarisnya;
- Bapak H. Abdul Gapar
- Bapak Hasan
- Bapak Rosyad
- Bapak Idrus
- dan lain-lain.
Adapun Sumber yang kami dapatkan dari Bapak Dadang CH yaitu:
Pada Tahun 1916, Muhammadiyah masuk Jawa Barat (Pasundan) oleh pedagang 
batik dari kudus bernama H. Jamhari putra Dasiman yang mengasingkan diri di 
Garut, untuk menghindari fitnah dari pemerintahan Belanda. Tidak berapa lama 
berdiri Muhammadiyah di Jakarta (Batawi) dengan tokohnya bernama Karto 
Sudarmo
Asep Mujtaba Orang Jasinga yang menuntut ilmu ke Jakarta di perguruan Al-Irsyad 
yang didirikan oleh Syeh Ahmad Syrkati yang didirikan tahun 1915. Banyak anak 
tokoh yang belajar disana dan belajar Bahasa Arab diantaranya adalah : Yunus 
Anis, beliau bertemu dengan disana. setelah menyelesaikan studinya dan mengabdi 
di almamaternya, maka Yunus Anis ikut menjadi pengurus Muhammadiyah 
Batavia.
Pada Tahun 1926 Asep Mujtaba pulang ke Jasinga dan atas pengaruh Yunus Anis 
beliau menulis Muhammadiyah di Jasinga. Dan dalam pemahaman keagamaan 
sudah menyentuh orang orang Jasinga di antaranya:

1. R. Sutalaksana
2. H. Rasyid
3. H. Husni
4. H. Abdul Ghafar
5. Mualim Abdul Rohman (Karundang)
6. Abah Jali (Setu )

Maka tidak terlalu sulit untuk mengembangkannya, maka berdirilah "Group 
Muhammadiyah Jasinga" yang langsung dipimpin oleh Bapak Asep Mujtaba yang
menginduk ke Jakarta. Kepemimpinan Asep Mujtaba ini berlangsung dengan lama, 
karena pada saat itu belum ada peraturan untuk periodesasi. Amal usaha yang sudah 
dilaksanakan pada saat itu adalah dakwah Islam amar makruf nahi munkar, 
santunan terhadap anak yatim dan fakir miskin.
Disamping itu didirikan sekolah Agama (Diniyah) yang bertempat di masjid 
Jasinga (sekarang Masjid Al Abror) dengan pengajarnya antara lain; Bapak R. 
Sutalaksana.
Maka pada tahun 1936 barulah berdiri cabang Muhammadiyah Jasinga dengan " 
SK PP Muhammadiyah" Hup bestoor Yogyakarta masih di bawah pimpinan Asep 
Mujtaba CS. Adapun periodesasi yang saya tahu sejak akhir tahun 1960.

1. Abdul Manan Rasyid
2. M.O Djinaedi
3. E.A Muslih
4. H.R. Munawar
5. E. Basri
6. H Udi Samhudi

Perkembangan dalam dakwah dan pendidikan selain orang orang tersebut tadi 
datanglah Mualim Shodiq karena banyak para guru, maka Mualim Shodiq 
membawa lagi guru yaitu Mualim Ahyad, datang lagi Mualim Rosyad kemudian 
berlanjut sebagai da'i dan pengajar antara lain; Mualim Arsyudin, Mualim Oim 
Abdurohim, Mualim Syamsu, Mualim Asrap, Mualim Koko dll. (Mohon maaf bila 
keluarga yang tidak disebut).

Adapun perkembangan Pendidikan yang sudah ada sampai sekarang adalah:

1. Taman Kanak-kanak ABA
2. Madrasah Diniyah
3. SD Muhammadiyah
4. MI Muhammadiyah
5. SMP Muhammadiyah
6. MTs Muhammadiyah
7. Aliyah Muhammadiyah

Madrasah Diniyah telah ada ditiap ranting, MTs, Muhammadiyah di Jasinga dan 
MI Muhammadiyah di Sipak.
Adapun dalam bidang sosial telah didirikan perawatan Atau Panti Asuhan "Harapan 
Firdaus " sebagai penampungan anak yatim dan miskin yang disantuni disana.
Adapun perkembangan organisasi sbb :

1. Ranting Jasinga
2. Ranting Karundang
3. Ranting Setu
4. Ranting Sipak
5. Ranting Cikopomayak
6. Ranting Pamagersari (Pemekaran)

Sumber yang saya jadikan rujukan :
Sang Surya di Tatar sunda PWM Jabar 2005.
Tokoh tokoh Muhammadyah Jasinga Antara lain:

1. Mualim Syamsu
2. M. Arsyudin
3. Syamsudin
4. M. Muniran
5. M. Oim Abd Rohim dll.


Sumber : Pimpinan Cabang Muhammadyah Tahun 2005 - 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar