Uga Jasinga

"Dina hiji mangsa bakal ngadeg gedong hejo anu bahanna aya di leuwi curug, leuwi sangiang jeung nu sawarehna aya di girang. Ciri ngadegna gedong hejo lamun tilu iwung geus nangtung nu engke katelahna awi tangtu. Didinya bakal ngadeg gedong hejo di tonggoheun leuwi sangiang" * TiKokolot Jasinga*.

KOLABURASI GAMELAN TOPENG DAN KARINDING KALAKAY JASINGA

Kenduri Cinta yang bertemakan Neither Nor yang bisa diartikan tidak memihak ditengah keberlangsungan pro atau kontra, ketidak memaksakan antara memilih A atau B dan untuk memposisikan diri mampu melihat kejernihan dari setiap pilihan yang mengakibatkan adanya resiko untuk menjadi tidak terkenal atau malah dianggap tidak tau apa-apa. Begitulah kira-kira artian bebas yang ditangkap dari acara tersebut. Pada awal mula acara hadirin sekalian dipersilahkan untuk membacakan fatehah untuk para korban penembakan brutal di Selandia Baru.

Diselenggarakan di Taman Ismail Marzuki pada hari Jumat, 15 Maret 2019 yang diadakan sebulan sekali. Acara tersebut dimeriahkan oleh Maestro Tari Topeng Losari Cirebon, Rampak Tari Topeng Kelana, Kolaburasi Gamelan Topeng & Karinding Kalakay Jasinga, Seniman Jalanan dan Emha Ainun Najib (Cak Nun). Untuk pertama kalinya kami berkolaburasi dengan Gamelan Topeng di Panggung Kenduri Cinta Ini.

Dihari itu rombongan Karinding Kalakay Jasinga berangkat dari jasinga Pukul 09.00 WIB. Karinding kami bawa lengkap dan membawa beberapa gabah padi untuk sedikit menghiasi panggung. Dari Jasinga naik bis menuju Stasiun KRL Tenjo, di Jakarta kami turun di Cikini setelah transit di Manggarai. Setiba di Taman Ismail Marzuki hujan pun tiba namun tidak lama.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar