Uga Jasinga

"Dina hiji mangsa bakal ngadeg gedong hejo anu bahanna aya di leuwi curug, leuwi sangiang jeung nu sawarehna aya di girang. Ciri ngadegna gedong hejo lamun tilu iwung geus nangtung nu engke katelahna awi tangtu. Didinya bakal ngadeg gedong hejo di tonggoheun leuwi sangiang" * TiKokolot Jasinga*.

TOLOK ALAT PERTANIAN DARI ANYAMAN BAMBU



Tolok atau disebut juga Epok adalah wadah yang biasa dibawa oleh petani jaman dulu yang terbuat dari anyaman bambu, kini sudah sulit sekali ditemukan. Karena dalam memanen padi saat ini menggunakan arit dan langsung dimasukkan ke karung, jadi alat-alat seperti epok, etem, dan lainnya sudah jarang sekali digunakan.

Fungsi tolok atau epok ini sebagai tempat menyimpan sisa-sisa potongan padi ketika memotong padi dengan menggunakan etem (ani-ani). 

Cara membawa tolok atau epok ini yaitu mengikatkannya dengan tali yang diletakkan di pinggang. Selain digunakan sebagai tempat sisa padi dapat juga digunakan sebagai tempat nasi timbel ketika berangkat menuju sawah atau huma.

Dalam kamus bahasa sunda "A Dictionary of The Sunda Language of Java" karya Jonathan Rigg, epok adalah tempat seureuh yang terbuat dari rotan. Tempat bambu kecil yang dipakai untuk memotong padi untuk mengumpulkan kepalanya yang tidak memiliki batang. Tolok juga sering disebut telebug atau tolombong yang artinya keranjang besar.

KALAKAY JASINGA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar