RUPA-RUPA

SEJARAH BERDIRINYA SEKOLAH MUHAMMADYAH JASINGA


Pada tahun 1926 didirikan sekolah Muhammadiyah, suatu lembaga pendidikkan Islam yang bertujuan membentuk dan mendidik generasi penerus islam yang memiliki pengetahuan tentang ilmu agama Islam khususnya, dan ilmu terapan pada umumnya, sekaligus mencetak kader - kader mubaligh yang dapat menjadi penuntun masyarakat. Tempat belajar masih darurat, yaitu masih belajar di mesjid Jasinga, para guru di datangkan dari luar daerah Jasinga, yaitu Bapak Mualim Sodik Cisaat dan bapak Somad dari Bogor.

Mualim Sodik berasal dari Cidamar LeuwiLiang, Bogor Barat, Setelah menyelesaikan sekolahnya di al Irsyad Jakarta, beliau lalu memperoleh Istri orang Cisaat, Sukabumi dan berdomisili di sana untuk beberapa tahun, pada tahun 1926 organisasi Muhammadiyah Jasinga meminta kesediaan Muallim Sodik untuk menjadi Guru di Jasinga, sebagaimana yang diceritakan oleh Haji Jenah istri almarhum Haji Abdurahman. Orang yang menjemput Muallim Sodik dari Cisaat Sukabumi ke Jasinga ini sama Haji Durahman di antar oleh beberapa anggota Muhammadiyah lainnya. agar Muallim Sodik mau mendarma-baktikan dirinya bagi kepentingan organisasi untuk menjadi guru 
agama di Jasinga ini. 

Inisiatif pemanggilan Mualim Sodik ini. Atas inisiatif ketua bidang pengajaran pada waktu itu yaitu Haji Abdurahman (Durahman). Beliau bersama-sama sudah saling mengenal dengan baik, sebagaimana dikatakan oleh Muallim Oim bahwa :

"Waktu itu, sama Haji Durahman bekerja di Mester Jakarta sebagai penjahit pakaian, sedangkan Abah Sodik menuntut ilmu di Al Irsad, Sebagai pelajar yang kurang mampu dalam ekonomi, Abah Sodik sering membantu sama Haji Durahman pekerjaan apa saja yang bisa di kerjakan, asal dapat makan dan 
imbalan ala kadarnya." 
(M. Abdurohim mantan aktifitas Muhammadiyah Cab. 
Jasinga menantu Almarhum H. Abdurahman)

Pada tahun 1928, periode ini mulailah diadakan, kursus-kursus dan pengajian di ruamah-rumah anggota (Ampinan) secara bergiliran tiap malam, sedangkan siang harinya belajar di sekolah yang tempatnya di Komplek 
Mesjid. mengingat tidak memungkinkan lagi sekolah yang tempatnya ruangannya terbatas, maupun kondisi dan situasinya tidak memadai maka di bangunlah sekolah yang tidak jauh dari tempat semula sebanyak tiga lokal di atas tanah wakaf Bapak Haji Gafar, Ibu Haji Nurisah dan Bapak Haji Rasyid.

Karena masih kurangnya dalam Bidang Keorganisasian, maka 
organisasi Muhammadiyah mengirimkan dua orang pemuda untuk disekolahkan Ke Yogyakarta, guna mempelajari keorganisasian, dan juga tentang kepanduan Hizbul Wathan (HW) yang disekolahkan ke Yogya yaitu Bapak padmi dan bapak Madgias. 

Sekembalinya dari Yogyakarta, kemudian pemuda itu mengadakan kegiatan berupa kursus-kursus seperti kursus keorganisasian kursus Bahasa 
Inggris, kursus keagamaan dan kursus kepanduan.

Maka pengurus maupun anggota Muhammadiyah lebih mengetahui tentang keorganisasian dan kepanduan HW. setelah ada Muallim di Jakarta. (KWISCHOOL), dengan biaya sendiri yang belajar di Muhammadiyah Jasinga yaitu, Bapak Patah Maerdai, Bapak Raup dan Bapak Supena, kemudian melanjutkan sekolahnya ke Yogyakarta.

Dan kemudian pula menyusul ke Yogyakarta untuk Sekolah yaitu 
Bapak Romli Husni, dan Bapak Suarta dan Bapak Kahfi. Setelah memusatkan studinya, kemudian kembali ke Jasinga dan terjun di masyarakat sebagai Da’i dan Mubaligh, ada juga yang yang jadi guru Muhammadiyah.

Pada Tahun 1950, dimana perekonomian Jasinga semakin kuat tidak sedikit yang menyekolahkan puteranya ke Yogyakarta. Disekolahkan ke 
Mualimin dan Mualimat Muha madiyah dan Zuama, juga ke PGAN di kota Bogor dan kota besar lainnya.

Pendidikkan agama melalui madrasah di Jasinga tidak sedikit 
tantangannya, terutama orang-orang yang menganggap bahwa mengajarkan agama tidak boleh sembarang orang, namun berangsur-angsur anggapan ini 
hilang sendirinya. menyinggung soal pendidikan, sudah mengalami rehab yang 
di peroleh dari departemen Agama maupun Depdikbud.

Pada Tahun 1954 didirikan SGB, tapi tidak lama pada tahun itu juga diubah menjadi PGAP (PGA 4 tahun) penanggung jawabnya bapak Supena, Guru-gurunya kebanyakan dari PGAN Bogor.

Pada Tahun 1958 dengan keputusan menteri Agama MWB 
(Madrasah Wajib Belajar), karena mungkin sulit un tuk mengembangkan MWB, terutama melaksanakan kurikulum 8 tahun, maka MWB di ubah statusnya menjadi SD yang meng induk pada departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Pada tahun 1977, Departemen Agama mengeluarkan surat edaran dimana tahun 1980 PGA-PGA Swasta ditiadakan, maka Muhammadiyah bagian pendidikkan dan kebudayaan, menempuh kebijaksanaan dengan membagi dua jenjang sekolah yaitu Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Menyusul pada tahun itu juga berdiri SMP Muhammadiyah untuk mengimbangi kebutuhan 
animo masyarakat. Dan pada tahun 1986 berdiri pula SMA Muhammadiyah.

Sumber : 
Pimpinan cabang Muhammadyah Jasinga Tahun 2005 - 2020

SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA ORGANISASI MUHAMMADIYAH JASINGA





SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA MUHAMMADIYAH JASINGA

Muhammadiyah datang ke Jasinga pertama kali pada tanggal 1 Januari 1925 
oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah Jakarta (Betavia).
Menurut cerita yang diterima dari tokoh - tokoh masyarakat pada waktu 
diadakannya pengajian di rumah Bapak Kyai Haji Ahyad, timbulah gagasan untuk 
mendirikan sekolah agar anak yang tidak di pesantrenkan, disekolahkan. Sebab 
orang tua yang ekonominya kuat untuk mempelajari ilmu agama, mengirimkan 
anaknya kepesantren di luar jasinga.
Pada waktu itu seorang guru yang bernama Suta Laksana yang mengajar. 
beliau sering berlangganan surat kabar Bintang Timur. Di dalam surat kabar 
tersebut beliau membaca bahwa di Yogyakarta ada organisasi Muhammadiyah.
Rupanya tertarik dengan organisasi ini terutama dalam gerakannya, akhirnya beliau 
mengadakan musyawarah dengan tokoh-tokoh masyarakat dalam keputusan 
masyrakat, beliau di utus ke Jakarta (Batavia) untuk menghubungi muhammadiyah 
cabang Jakarta, agar di Jasinga didirikan organisasi Muhammadiyah pada tahun 
1936.
Dengan adanya hubungan ini, dari muhammadiyah Jakarta datang ke 
Jasinga. Ketua Muhammadiyah cabang Jakarta yang bernama Karta Sudarmo untuk 
meninjau dan melihat dari dekat keadaan daerah Jasinga.
Setelah itu sering datang pula Mubaligh dari Jakarta diantaranya Bapak 
Kyai Haji Hidayattuloh, sebagai sekretaris Muhammadiyah Cabang Jakarta, yang 
mengajarkan tentang organisasi Muhammadiyah
Akhirnya setelah mengetahui tentang cara berorganisasi dan lain-
lainnya, maka didirikannya organisasi Muhammadiyah di Jasinga. Pada waktu itu 
pengurus-nya yaitu ;
- Ketua : Bapak H Gafar.
- Sekertaris : Bapak Suta Laksana
- Bendahara : Bapak Burhanudin.
- Bag. Pengajaran : Bapak. Haji Abdurohman
- Bag. Tabligh : Bapak H. Husni
Komisaris-komisarisnya;
- Bapak H. Abdul Gapar
- Bapak Hasan
- Bapak Rosyad
- Bapak Idrus
- dan lain-lain.
Adapun Sumber yang kami dapatkan dari Bapak Dadang CH yaitu:
Pada Tahun 1916, Muhammadiyah masuk Jawa Barat (Pasundan) oleh pedagang 
batik dari kudus bernama H. Jamhari putra Dasiman yang mengasingkan diri di 
Garut, untuk menghindari fitnah dari pemerintahan Belanda. Tidak berapa lama 
berdiri Muhammadiyah di Jakarta (Batawi) dengan tokohnya bernama Karto 
Sudarmo
Asep Mujtaba Orang Jasinga yang menuntut ilmu ke Jakarta di perguruan Al-Irsyad 
yang didirikan oleh Syeh Ahmad Syrkati yang didirikan tahun 1915. Banyak anak 
tokoh yang belajar disana dan belajar Bahasa Arab diantaranya adalah : Yunus 
Anis, beliau bertemu dengan disana. setelah menyelesaikan studinya dan mengabdi 
di almamaternya, maka Yunus Anis ikut menjadi pengurus Muhammadiyah 
Batavia.
Pada Tahun 1926 Asep Mujtaba pulang ke Jasinga dan atas pengaruh Yunus Anis 
beliau menulis Muhammadiyah di Jasinga. Dan dalam pemahaman keagamaan 
sudah menyentuh orang orang Jasinga di antaranya:

1. R. Sutalaksana
2. H. Rasyid
3. H. Husni
4. H. Abdul Ghafar
5. Mualim Abdul Rohman (Karundang)
6. Abah Jali (Setu )

Maka tidak terlalu sulit untuk mengembangkannya, maka berdirilah "Group 
Muhammadiyah Jasinga" yang langsung dipimpin oleh Bapak Asep Mujtaba yang
menginduk ke Jakarta. Kepemimpinan Asep Mujtaba ini berlangsung dengan lama, 
karena pada saat itu belum ada peraturan untuk periodesasi. Amal usaha yang sudah 
dilaksanakan pada saat itu adalah dakwah Islam amar makruf nahi munkar, 
santunan terhadap anak yatim dan fakir miskin.
Disamping itu didirikan sekolah Agama (Diniyah) yang bertempat di masjid 
Jasinga (sekarang Masjid Al Abror) dengan pengajarnya antara lain; Bapak R. 
Sutalaksana.
Maka pada tahun 1936 barulah berdiri cabang Muhammadiyah Jasinga dengan " 
SK PP Muhammadiyah" Hup bestoor Yogyakarta masih di bawah pimpinan Asep 
Mujtaba CS. Adapun periodesasi yang saya tahu sejak akhir tahun 1960.

1. Abdul Manan Rasyid
2. M.O Djinaedi
3. E.A Muslih
4. H.R. Munawar
5. E. Basri
6. H Udi Samhudi

Perkembangan dalam dakwah dan pendidikan selain orang orang tersebut tadi 
datanglah Mualim Shodiq karena banyak para guru, maka Mualim Shodiq 
membawa lagi guru yaitu Mualim Ahyad, datang lagi Mualim Rosyad kemudian 
berlanjut sebagai da'i dan pengajar antara lain; Mualim Arsyudin, Mualim Oim 
Abdurohim, Mualim Syamsu, Mualim Asrap, Mualim Koko dll. (Mohon maaf bila 
keluarga yang tidak disebut).

Adapun perkembangan Pendidikan yang sudah ada sampai sekarang adalah:

1. Taman Kanak-kanak ABA
2. Madrasah Diniyah
3. SD Muhammadiyah
4. MI Muhammadiyah
5. SMP Muhammadiyah
6. MTs Muhammadiyah
7. Aliyah Muhammadiyah

Madrasah Diniyah telah ada ditiap ranting, MTs, Muhammadiyah di Jasinga dan 
MI Muhammadiyah di Sipak.
Adapun dalam bidang sosial telah didirikan perawatan Atau Panti Asuhan "Harapan 
Firdaus " sebagai penampungan anak yatim dan miskin yang disantuni disana.
Adapun perkembangan organisasi sbb :

1. Ranting Jasinga
2. Ranting Karundang
3. Ranting Setu
4. Ranting Sipak
5. Ranting Cikopomayak
6. Ranting Pamagersari (Pemekaran)

Sumber yang saya jadikan rujukan :
Sang Surya di Tatar sunda PWM Jabar 2005.
Tokoh tokoh Muhammadyah Jasinga Antara lain:

1. Mualim Syamsu
2. M. Arsyudin
3. Syamsudin
4. M. Muniran
5. M. Oim Abd Rohim dll.


Sumber : Pimpinan Cabang Muhammadyah Tahun 2005 - 2020