RUPA-RUPA

7 AJARAN SUNDA DAN FATWA RAJA PURNAWARMAN

Dikisahkan bahwa pada dahulu kala dimana saat itu Raja Kerajaan Tarumanegara yang termasyur, yaitu Raja Purnawarman memberikan fatwa kepada masyarakatnya dengan pembagian wilayah-wilayah yang diprioritaskan sesuai 7 ajaran sunda. 

Tujuh Ajaran Sunda tersebut adalah Pangawinan, Parahyang, Bongbang, Singa Bapang, Gajah Lumejang, Sungsang Girang dan Sungsang Hilir. 

Istilah-istilah 7 ajaran Sunda tersebut memiliki arti dan fungsi yang berbeda-beda.

Pangawinan atau kawinan berarti dua sifat dalam satu tubuh, kesetaraan gender. Di pangawinan ini terdiri dari 40 keluarga dan satu keluarga pemimpin. Berpakaian warna putih, rumah tinggal mereka menuju satu arah, penghidupan membuat anyam-anyaman. 

Adapun arti putih adalah bersih, punya i'tikad untuk hidup berjiwa bersih. Anyam-anyaman disimpulkan bahwa walaupun berasal dari helai yang lemah tapi kalau disusun akan kokoh dan berguna. Mereka merasa yakin tak ada batu karang yang kuat yang bisa menahan aliran satu arus yang kuat. Wilayah pangawinan diperkirakan di daerah Ngasuh.

Parahyang yang terdiri dari kata Para yang berarti banyak dan kata Hyang yang berarti menghilang. Wilayah Parahyang ini mempunyai prioritas ajaran bahwa harus berani mengakui dan berbuat jujur apa saja yang telah hilang dari dirinya. Wilayah Parahyang ini diperkirakan di daerah Cileles.
    

Bongbang diartikan pohon-pohon di dalam hutan yang ditebang atau dibabad terang, artinya masyarakat Sunda harus mau membersihkan diri dari dosa. Baik dosa kecil maupun dosa yang besar. Wilayah Bongbang ini diperkirakan di daerah Sajira (Fatsajira).

Singa Bapang Diambil dari seekor singa yang biasanya setelah mengambil sikap dia tidak melihat ke kiri atau ke kanan. Bapang berarti teguh pendirian. Wilayah Singa Bapang ini diperkirakan di daerah Cikareo.

Gajah Lumejang diambil dari sifat gajah yang apabila seekor gajah bangun tak bisa cepat berdiri tetapi disaat berdiri sulit untuk dirubuhkan. Selanjutnya menjadi lambang pendidikan (Ganesha, lambang pasti). Wilayah Singa Bapang ini diperkirakan di Parung Kujang, Gunung Kencana.


Sungsang Girang mempunyai arti berani melihat ke belakang untuk dijadikan cermin. Mempelajari masa lalu dan diambil hikmahnya. Wilayah Sungsang Girang ini diperkirakan di daerah Sogong, Bayah.

Sungsang Hilir mempunyai arti harus bisa melihat ke masa depan, berpedoman, tidak sembarang melangkah ke depan. Kebiasaan di wilayah tersebut biasanya mengolah seni. Wilayah Sungsang Hilir ini diperkirakan di daerah Cibarena, Pelabuhan Ratu.

Konon katanya tradisi bagi orang Sunda yang ingin memperdalam 7 ajaran Sunda ini, diharuskan napak tilas ke semua 7 wilayah tersebut dan menetap dimasing-masing wilayah beberapa waktu untuk menerima ajaran dari ketua adat masing-masing wilayah tersebut. 



Kalakay Jasinga
 
Sumber : Alm. Bapak Agus Jamaludin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar